Thursday 20 August 2015

Metode Geolistrik Konfigurasi Half Schlumberger

Survey geolistrik merupakan salah satu metode geofisika yang masih sering digunakan untuk survei bawah permukaan yang dangkal. Survei ini sering digunakan untuk keperluan eksplorasi air tanah dalam, mengetahui batuan keras untuk pondasi bangunan dan survei mineral. Salah satu konfigurasi yang sering digunakan untuk menampilkan grafik satu dimensi adalah konfigurasi Schlumberger. Konfigurasi ini menggunakan dua elektroda potensial dan dua elektroda arus listrik. Konfigurasi ini sangat cocok untuk mengetahui litologi batuan secara vertical. Namun untuk target yang lebih dalam dibutuhkan bentangan elektroda yang jauh. Kedalaman penetrasi maksimum dengan menggunakan konfigurasi ini adalah 1/3 dari jarak elektroda arus (Nejad et.al, 2011). Sehingga dalam survey menggunakan konfigurasi ini memerlukan waktu dan personil yang banyak. untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan modifikasi dari konfigurasi schlumberger dalam  untuk survei yang lebih dalam. Hasil modifikasi dari konfigurasi schlumberger dinakaman dengan  metode half schlumberger. Metode ini lebih efektif dibandingkan dengan metode schlumberger dan hasil dari metode ini sama dengan hasil dengan menggunakan metode schlumberger. Peralatan yang digunakan sama dengan metode schlumberger yaitu dua elektroda potensial dan dua elektroda arus.
Metodelogi

Alat yang digunakan untuk melakukan survei ini adalah dua buah elektroda arus dan dua buah elektroda potensial, dan alat resistivity meter. Barounis dan Karidima (2011) membuat konfigurasi half schlumberger seperti pada gambar 1. Susunan elektroda sama seperti dengan konfigurasi schlumberger dimana arus potensial M dan N memiliki jarak 1 m dari titik tengah atau kurang dari 1/3 dari jarak arus AB/2. Namun jika potensial yang terekam oleh alat rendah (<3 mV) elektroda potensial dipindah menjauhi titik tengah sehingga menghasilkan nilai potensial sesuai dengan profil.
Gambar 1. Konfigurasi Half Schlumberger Barounis dan Karidima (2011)

Elektroda potensial bergerak dengan cara beraturan misalkan 3.2 m , 5 m, 6 m dan seterusnya. Sementara jarak elektroda B (L) memiliki jarak 3x(AB/2). Contoh untuk target kedalaman 50 m. maka jarak maksimum elektroda arus adalah 50 m dari titik tengah sehingga jarak untuk elektroda B yang tetap adalah 150 m. Untuk pengambilan data seterusnya yang dipindah hanyalah elektroda A saja. Faktor geometri untuk konfigurasi half schlumberger adalah :
Sedangkan Akintorinwa dan Abiola, (2012) membuat konfigurasi half schlumberger seperti gambar 2. Bedanya dengan susunan Barounis dan Karidima (2011) adalah pemasangan elektroda yang posisinya tegak lurus dengan titik tengah. Untuk perpindahan elektroda arus nya sama saja yaitu hanya satu elektroda saja. Faktor geometri dari susunan elektroda seperti ini adalah :
Gambar 2. Konfigurasi Half Schlumberger Okintorinwa dan  Abiola 2012
Sumber : 
Barounis, N. a. (2012). Application of Half Schlumberger Configuration Detcting Karstic Cavities and Void for Wind Farm Site in Greece. Journal of Earth Sciences and Geotechnical Engineering , 101- 116.
J, Akintorinwa. O., & O, Abiola. (2012). Comparasion of Schlumberger and Modified Schlumberger Array VES Interpretation Result. Research Journal in Engineering and Applied Sciences , 190-196.
Nejad, H. T., Mumipor, M., Kaboli, R., & Najib, O. A. (2011). Vertical Electrical Sounding (VES) Resistivity Survey Technique to Explore Groundwater in an Arid Region, Southeast Iran. Journal of Applied Science





0 comments:

Post a Comment