Sunday, 18 May 2014

Geologi Bayat dari Pre-ersier Sampai Kwarter

Perbukitan Jiwo merupakan nama lain dari Bayat  salah satu tempat favorit untuk peneliti dibidang kebumian baik nasional maupun  internasional. Bayat, Ciletuh ,dan Luk Ulo merupakan tempat terdapat singkapan batuan yang komplek mulai dari zaman pra tersier hingga kwarter. Kisah  tentang Luk Ulo di Karang Sambung sudah pernah saya tulis di status facebook ini. Pada kesempatan ini saya ingin bercerita tentang Bayat. Cerita ini dibuat untuk adik tingkat dari jurusan Fisika UNS sebagai materi tambahan sebelum melakukan fieldtripke Bayat.

            Cerita ini dimulai pada zaman kapur hingga- paleosen terjadi interaksi konvergen antara lempeng hindia-Australia dengan mikro sunda. Akibat tumbukan ini terbentukalah zona subduksi yang arahnya barat timur. Mulai jadi Ciletuh, Luk Ulo, Bayat dan Maratus di Kalimantan tenggara. Ciri terjadinya zona subduksi ialah terdapat palung di selatan pulau Jawa dan deretan gunung api sepanjang selatan pulau jawa.

            Akibat dari zona subduksi itu Bayat dijadikan laboratorium geologi karena disana terdapat singkapan yang menceriakan zaman pre tersier hingga zaman kuarter. Batuan dasar yang ada disana didominasi oleh filit yang banyak mengandung kuarsa, batuan metamorf silikat dan marmer. Bothe (1929)  (kalo dari namanya sih bukan orang jawa) datang ke Bayat mengidentifikasi batuan dasar yang ada disana dengan mengamati fosil didalam fregmen konglomerat menunjukan umur kapur( jauh2 ke jawa Cuma ngeliat batu heheh Daerah perbukitan jiwo dibagi menjadi dua yaitu Jiwo Barat dan Jiwo Timur. Antara Jiwo Barat dan Jiwo timur dipisahkan oleh sungai Denakeng yang memotong perbukitan tersebut. (eosen,miosen,paleogen bahsa apaan tuh??.coba cari diwilkipedia dulu heehhe).


zona subduksi di selatan pulau Jawa
zona subduksi di selatan pulau Jawa
Stratigrafi bayat

Pada zaman pre tersier di bukit Jiwo terdapat batuan yang dinamakan dengan batuan metamorft batuan ini banyak mngandung kuarsa,sekis dan marmer. Batuan ini mendiami di perbukitan Jiwo barat didaerah gunung Sari,Gunung Buda. Sementara itu di daerah Jiwo Timur batuan ini ada di gunung Lanang (yang ngasih nama kayakx orang jawa nih) dan gunung Semanggu.

Hari berganti hari tahun berganti tahun diatas batuan metamorf tersebut terdapat batuan sedimen. Pada  zaman paleogen batuan sedimen mengendap diatas batuan metamorf. Ada dua sedimen diatas batuan metamorf namun posisinya tidak selaras.Batuan itu ialah batuan karbonat yang mengandung foraminifera dan batuan klastik. Dan akhirnya bothe menamakan batuan bagian atas dengan Gamping dan bagian bawah dinamakan dengan Wungkal maka dua batuan ini dinamakan dengan formasi wungkal-gamping. Selain batuan metamorf dan batuan sedimen di bukit Jiwo juga terdapat batuan yang sangat kuat yaitu batuan beku. Karena semakin ketas suhunya semakin turun maka batuan itu akan menjadi padat yang dinamakan batuan intrusi (basalt dan gabro). Karena kekuatanya batuan ini bisa menerobos batuan pretersier filit dan formasi Wangkul-Gamping.

Basalt grabro ini menerobos dalam bentuk dike. Pak soeria Atmadja(1991) memperkirakan umur batuan ini 34 juta tahun yang lalu atau pada kala oligosen.Singkapan tentang pernah adanya gabro ini ada di dusun Bendungan, Gunung Pendul dan selatan gunung Temas.

Pada kala oligosen terjadi kenaikan dan penurunan muka air laut. daerah bukit jiwo mulai tererosi sehingga mengakibatkan penurunan daratan. Kemudian disusul dengan proses transgresi dan menghasilkan endapan batu gamping dapa kala Miosen tengah.. endapaan batu gamping ini dinamakan dengan formasi Oyo-Wonosari... singkapan formasi Oyo dan wonosari terdapat di Gunung Temas. Batu Gamping dari formasi Oyo ini tidak terpengaruh oleh intrusi basalt.

Diatas endapan sedimen terdapat endapan kuarter yang mengalami proses pelapukan hingga saat ini. Pengendapan kuarter diawali oleh breksi lahar, endapat fluvo-vulkanik merapi dan endapan lempung dari lingkungan rawa.

 bayat_fb

Bayat bukan merupakan kelompok dari Lok Ulo,Ciletuh dan Maratus

Beberapa bulan yang lalau saya kebetulan dan selalu mnyimak dari status pak Awang Satyana tentang Bayat atau bukit Jiwo. Beliau menceritakan bahwa bayat tidak termasuk dalam kelompok Ciletuh, Luk Ulo dan Maratus. Karena karakter Bayat berbeda dengan ketiga daerah tersebut. Alasan yang membedakan atara bayat dengan daerah Luk Ulo ialah (1) tidak ada melange,(2) tidak ada kelompok batuan ofilofit,(3)tidak ada batuan metamorf yang terbentuk pada zona subduksi (4) endapan batuan diatas batuan tua bukan merupakan longsoran.

Paper tentang status baru untuk bayat akan di publikasikan nanti pada acara Annual Convention of Indonesian Petroleum Association (IPA) 21-23 mei di JCC. Judul papernya “

New consideration on the Cretaceous Subduction Zone of Ciletuh-Luk Ulo-Bayat-Meratus: Implications for Southeast Sundaland Petroleum Geology”

Sumber

Sutanto,Perbukitan Jiwo, Bayat Merupakan Warisan Geologi Pre-tersier dan Awal tersier di Jawa yang perlu Dilestarikan.Warisan geologi indonesia dan malaysia.2004

Natalia dkk. Geologi Pulau Jawa. Tugas struktur Mata Kuliah Geologi Indonesia Program Ptudi UNSOED 2009

Rohmana, Geologi Regional Bayat

Facebook Awang Satyana

0 comments:

Post a Comment